Proyek riset aksi ini terdiri atas tiga kelompok kajian besar antara lain kajian pendekatan kepada masyarakat, swasta dan pemerintah; kajian sumber daya alam penting; dan kajian riset internasional. Ketiga kelompok kajian ini secara mendalam mengkaji degradasi ekosistem gambut dari berbagai perspektif antara lain ilmu sosial, sains and komitmen internasional serta mempelajari transformasi kerentanan masyarakat terhadap dampak perubahan lingkungan.
Kelompok pendekatan masyarakat, swasta dan pemerintah ini mempelajari perihal kehidupan sosial ekonomi masyarakat di ekosistem gambut. Kajian ini fokus kepada strategi menciptakan alternatif mata pencaharian, penguatan hak-hak kepemilikan lahan, dan sumber daya dalam rangka mengindentifikasi faktor-faktor penyebab degradasi ekosistem gambut. Kelompok kajian ini bekerjasama dengan berbagai institusi lokal dan lembaga di tingkat desa untuk mempraktikan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang tepat. Kelompok kajian ini terdiri atas peneliti di berbagai bidang antara lain, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, pakar manajemen perusahaan, dan para pakar di bidang administrasi atau pemerintahan.
Salah satu tugas utama dari kelompok kajian ini adalah menerapkan praktik Paludikultur di Desa Tanjung Leban, Kabupaten Bengkalis, Riau. Tim peneliti membangun konstruksi sekat kanal, menginisiasi kegiatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan gambut serta melakukan penanaman kembali jenis-jenis pohon dan tanaman yang adaptatif terhadap ekosistem gambut. Sejalan dengan kegiatan tersebut, beberapa peneliti melakukan investigasi kondisi sosial ekonomi setiap rumah tangga, kondisi aktual kepemilikan lahan, dan macam penggunaan sumber daya air, tanah, kayu dan beberapa sumber lainnya. Pendekatan yang sama juga dilakukan di Desa Kepau Baru, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Kelompok kajian ini berusaha mencari langkah-langkah efektif mitigasi degradasi lahan gambut, dan langkah-langkah adaptasi pembasahan lahan gambut yang berkelanjutan. Untuk menunjang keberhasilan beberapa kegiatan tersebut, kelompok kajian ini juga mencoba mengamati isu-isu terkait kebijakan pemerintah dan swasta. Saat ini sedang dikembangkan detail pemetaan ekosistem gambut, batas administrasi dan tipe-tipe penggunaan lahan pada sebuah perkampungan nelayan di Kabupaten Pelalawan Riau, yang dalam hal ini berkolaborasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal. Tim peneliti juga mencoba menilai dampak adanya “pemetaan perlawanan” dimana masyarakat melakukan negosiasi dengan cara mendesak pemerintah dan swasta untuk memberikan hak-hak kepastian kepemilikan lahan bagi mereka. Selain itu, juga dilakukan investigasi terhadap pengelolaan lahan gambut oleh beberapa perusahaan yang memegang konsesi tanaman Akasia dan Hak Guna Usaha (HGU) kelapa sawit.
Kelompok kajian sumber daya alam penting melakukan riset lintas disiplin, khususnya terkait siklus sumber daya air dan sumber daya lainnya. Hal ini ini sangat perlu dikaji untuk memetakan integrasi hubungan alam dan masyarakat pada beberapa model ekosistem gambut di Asia Tenggara. Kemudian dilakukan investigasi dampak dari bencana kebakaran dan kabut asap, sekaligus menguji sejauh mana bencana tersebut mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan. Kelompok kajian ini terdiri atas pakar hydrologi, meteorologi, botani, dan pedologi. Sebagai langkah nyata kegiatan riset, kelompok kajian ini melakukan monitoring siklus karbon dan nutrisi, kualitas air tanah, air sungai, dinamika gas rumah kaca (CO2 dan CH4, )tinggi muka air dan dampak pemasangan sekat kanal. Peralatan monitoring ini ditempatkan pada dua lokasi utama penelitian yaitu, 2 (dua) desa di Riau dan 3 (tiga) desa di Kalimantan. Diharapkan melalui monitoring ini dapat diperoleh klarifikasi dampak dari degradasi ekosistem gambut serta dapat merumuskan pedoman pelaksanaan restorasi ekosistem gambut yang efektif.
Kelompok kajian ini juga membahas bencana yan disebabkan oleh kebakaran lahan gambut beserta dampak bencana tersebut bagi kesehatan manusia. Bencana kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatra dan Kalimantan terus terjadi secara berulang sehingga mempengaruhi kualitas udara pada wilayah tersebut hingga negara tetangga. Tim peneliti telah melakukan pemasangan alat sensor berukuran kecil pada dua titik di Kota Pekanbaru. Hal ini untuk melakukan monitoring peningkatan dan penurunan kandungan PM 2.5, NO, O3, CO, dan NO2. Sementara, beberapa anggota tim peneliti melakukan investigasi terhadap penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada beberapa sekolah dasar dan rumah sakit di Indonesia yang dilakukan bersama dengan beberapa rekan kerjasama penelitian.
Kelompok Kajian Riset Internasional, kelompok kajian ini membandingkan kondisi sosial dan ekologis dari berbagai ekosistem gambut yang ada di dunia. Selanjutnya hasil perbandingan tersebut dapat digunakan untuk mengintegrasikan pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan. Kelompok kajian ini secara rutin mengadakan workshop dan seminar internasional untuk menyebarluaskan informasi pada kalangan akademisi pada berbagai lembaga penelitian dan universitas. Anggota dari kelompok kajian ini terdiri atas para pakar di bidang hubungan internasional, ilmu politik, dan para ilmuwan berpengalaman yang telah melakukan penelitian pada ekosistem gambut di luar Indonesia.
Misi utama dari kelompok kajian ini adalah membangun jaringan dan kerjasama antar regional melalui berbagai seminar dan workshop. Kerjasama ini dimaksudkan untuk merumuskan data dasar dari kondisi ekosistem gambut pada berbagai belahan dunia seperti Rusia, Malaysia, Peru dan Kalimantan Tengah. Sebagai contoh, kelompok kajian ini menjalin kolaborasi penelitian dalam bidang pencegahan kebakaran lahan gambut dengan Russian Science Academy and the Far East Asian Branch. Anggota kajian melakukan diskusi tentang peluang penelitian lanjutan, khususnya di bidang ekologi, sosial dan kajian epidemiologi bersama dengan pakar gambut Rusia. Diharapkan dengan berbagai kajian komparatif terkait ekosistem gambut pada berbagai belahan dunia tersebut dapat diperoleh pengetahuan dan teknik perlindungan dan mitigasi kerusakan gambut yang terintegrasi dan kemprehensif.